Selasa, 18 Mei 2010

Game

A game is a structured activity, usually undertaken for enjoyment and sometimes used as an educational tool. Games are distinct from work, which is usually carried out for remuneration, and from art, which is more concerned with the expression of ideas. However, the distinction is not clear-cut, and many games are also considered to be work (such as professional players of spectator sports/games) or art (such as jigsaw puzzles or games involving an artistic layout such as Mahjong solitaire, or some Video Games).[citation needed]

Key components of games are goals, rules, challenge, and interaction. Games generally involve mental or physical stimulation, and often both. Many games help develop practical skills, serve as a form of exercise, or otherwise perform an educational, simulational or psychological role. According to Chris Crawford, the requirement for player interaction puts activities such as jigsaw puzzles and solitaire "games" into the category of puzzles rather than games.[1]

Attested as early as 2600 BC,[2][3] games are a universal part of human experience and present in all cultures. The Royal Game of Ur, Senet, and Mancala are some of the oldest known games.[4]
READ MORE - Game

Selasa, 04 Mei 2010

Pendidikan Jaman Sekarang

Raja Hutan adalah Macan,Suatu hari sang Raja Mengadakan rapat kepada penasehatnya yaitu monyet dan Para Menteri-Menteri HutanSang Raja : Nyet gimana yah cara kita membangunkerajaan hutan kita biar berkembang.......Para Mentri : Gi mana k'lo kita adakan sekolah....Sang Raja : maksud mu, seperti manusia lakukan????Para Mentri :bukan,maksud ku kita bikin sekolah dengan 5 jurusanSang Raja : apa aja???Para Mentri : Jurusan terbang, berlari, memanjat, menggali, berenang...gi mana Sang RajaSang Raja : bagus kita lakukan besaokakhirna terbentuk lah sekolah dengan 5 julusan : terbang, berlari, memanjat, menggali dan berenang1 minggu pertama sekolah sudah berjalan dengan rancar......minggu 2 masih rancar sampai minggu ke tiga masih rancarpada minggu ke 4 ada masalah... akhirnya Sang Raja memanggil Penasehatnya dan mentri-mentri nyaSang Raja : gi mana Penasehat apa ada masalah yg terjadi???????????Penasehat : banyak masalah RajaSang Raja : di mana Masalah nya??Penasehat : di jurusan terbang pastilah kita tau raja terbang siapa tidak lain adalah elang tidak diragukan lagi k'lo buat terbang bagai mana dengan ayam kasihan kan. banyak sayap ayam yg patahjurusan berlari jaguar cepat larinya, bagai mana dengan kura-kurajurusan memancat, monyet jagoh nya bagai mana dengan gajahjurusan menggali, tikus, kerinci cepat menggalinya bagai mana dengan gajah tangan nya sangat besarjurusan berenang,kura-kura emang kalah untuk masalah berlari tapi k'lo soal berenang dia tidak kalh dengan mahkluk laut bagai mana dengan jaguarSang Raja: oooooooohhhhhhhhhhhh.......
READ MORE - Pendidikan Jaman Sekarang

Potensi vs impotensi

Bisakah Anda jelaskan apa yang jadi impian Anda lima tahun mendatang? Inikah jawaban Anda, “Pokoknya bagaimana nantilah, yang penting kita lakukan saja apa yang ada di depan kita saat ini.” Jika ya, artinya Anda orang tipe bagaimana nanti bukan nanti bagaimana. Lho, apa bedanya?
Perbedaannya tipis sekali. Yang pertama menyiratkan makna bahwa seolah-olah perencanaan hidup sukses tidak sepenting dibanding pencapaian sukses itu sendiri. Sedangkan yang kedua mengatakan, merencanakan hidup sukses merupakan sebagian jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sukses hidup.

Dan, setiap orang punya potensi yang sama untuk sukses. Anehnya, mengapa ada yang berhasil dan yang lain gagal? Jawabannya ternyata sederhana: orang itu gagal karena potensinya masih tersembunyi atau belum muncul ke permukaan. Bisa juga karena belum memfungsikannya secara optimal. Jadi, sumber kegagalan orang itu adalah impotensi. Pemberian rangsangan adalah cara jitu agar yang bersangkutan dapat berpikir dan bertindak lebih powerful.


Alangkah indahnya kita hidup dan tinggal di lingkungan orang-orang berpikir positif dan berjiwa besar penuh vitalitas. Akan selalu ada orang yang memberikan ‘stroom’ untuk bangkit di saat problematika, dilematika, dan romantika kehidupan datang bertubi-tubi. Lalu, stimulasi macam apa yang dapat mengubah impotensi menjadi potensi sehingga mampu memompa semangat kita yang sedang 3L (lesu, letih, lemah). Stimulasi itu adalah internal motivation, yaitu kemauan dan keberanian serta konsistensi untuk membangunkan potensi kita yang sedang tidur..

Hal pertama yang perlu dilakukan ialah harus mau dan berani untuk menantang diri sendiri dan selalu siap menangkap tantangan yang ada di hadapan kita. Umumnya hambatan yang paling kuat dalam menghadapi tantangan adalah cap buruk terhadap diri sendiri yang merasa tidak mampu melakukan hal-hal besar dan cenderung menjadi orang biasa-biasa saja. Selanjutnya, ciptakan kompetisi untuk membangkitkan potensi diri kita. Dalam diri kita selalu ada pertarungan 2 kubu, yaitu kubu idealisme dan kubu realisme, kubu optimisme dan kubu pesimisme, atau kubu harapan dan kubu kekhawatiran. Kita tidak bisa melihat kubu itu sebagai lawan atau kawan atau mendikotomi keduanya karena keduanya bersifat saling mengisi.

Seorang karyawan bisa saja menjadi penuh dedikasi ketika ia mendapat kabar akan dipensiunkan. Tentu saja pembaca yang budiman, saya tidak bermaksud mengatakan pada Anda bahwa kita akan menjadi lebih baik lantaran menantikan kehadiran sebuah bencana lebih dulu, namun bagaimana kita berimajinasi seolah-olah bencana sudah ada di depan mata kita.

Para ahli agama mengatakan, ”Berbuatlah kalian untuk duniamu seolah-olah hidup selama-lamanya dan berbuatlah untuk akhiratmu seolah-olah mati besok”. Manajemen ‘seolah-olah’ agaknya menjadi hal terakhir yang dapat membangkitkan impotensi kita.
READ MORE - Potensi vs impotensi